Saturday, October 16, 2010

Belajar Memahami: Psikologi Suami-Isteri (3)

Reaksi terhadap kelelahan dan kesulitan

Laki-laki menyikapi kesukaran dan kelelahan dengan cara objektif. Sementara perempuan dengan subjektif. Tabiat laki2 yang pokok adalah perhatian pada sesuatu yang ada diluar, sehingga ketika seorang laki2 mengalami kesukaran maka ia
akan menarik diri dan mulai berfikir dengan cara diam, berusaha memecahkan masalah yang dialaminya utk terlepas dari kesukaran dan kelelahan.

Tabiat perempuan yang paling asasi adalah sangat perhatian pada sesuatu yang terjadi didalam dirinya. Ketika perempuan mengalami kesukaran ia akan berinteraksi dengan perasaannya untuk bisa melakukan perubahan dari sisi dalam.

Menyikapi kesulitan dan kelelahan secara objektif hakikatnya adalah mengkaji, menganalisa yang telah terjadi, baru setelah itu berinteraksi dan menentukan pemecahan yang sesuai. Sedangkan subjektif adalah menyikapinya melalui perasaan, yaitu meletakkan jiwa ditengah-tengah permasalahan, baru setelah itu berinteraksi dengan masalah tersebut.

Laki2 yang lelah akan berusaha mencari kelegaan dengan berusaha mendapatkan tempat yang cukup tenang jauh dari kebisingan, dan secara umum berusaha menghindarkan diri untuk tenggelam pada perdebatan dalam bentuk apapun. Perempuan ketika lelah akan berusaha mencari ketenangan dengan senang berbicara atau mempersiapkan semangat utk hari esok. Senang berbicara dan mencari orang yang mau mendengarkan kata-katanya, kemudian mengikutsertakan dia dalam pembicaraan tersebut.

Contoh:

Suami pulang dari kerja, ia sangat lelah dan butuh istirahat. Suami masuk rumah, salam dengan istri dan anak, dan menunggu makan.
Makanan datang, dan semua duduk mengelilingi meja makan. Sebelum suami memasukkan makanan pertama kemulutnya, istrinya tiba2 berkata:

Istri: Bagaimana keadaan pekerjaanmu hari ini?
Suami: hari ini berat
Istri: Apa yang terjadi disana?
Suami: Masalah seperti biasanya
Istri: Masalah seperti apa itu?
Suami (tampak tanda2 gelisah dan berkata): Apakah kita bisa makan terlebih dahulu, lalu setelah selesai baru bicara?
Istri (ia diam sebentar, lalu bicara): Temanmu tadi si A baru saja telpon, ia harap kamu menghubunginya.
Suami : Iya, aku akan menghubunginya nanti sore.
Istri: Apa kira2 yang ia inginkan?
Suami (ia tampak marah dan berkata melebihi suara biasanya) : Bagaimana aku bisa tahu apa yang ia inginkan? Akan ku beritahu setelah aku menghubunginya.

Istri: Bila A punya niat berkunjung hari jumat datang, ingat kita punya janji dengan anak2 ke kebun binatang.
Suami semakin marah dan berkata: Baik, apakah tidak bisa kita selesaikan makan dengan tenang.
Istri terlihat kesal: Baik

Selang lima menit ketika semuanya masih sedang makan, Istri mulai berbicara ketiga kalinya:
"Jangan lupa, besok kita punya janji dengan dokter, kita harus pergi sebelum jam 5"
Suami: Bukankah aku minta kamu tenang dan tidak bicara?
Istri (tampak marah dan berkata dengan keras) : Allohu Akbar...ada apa denganmu? Apakah aku haram bicara denganmu? Kenapa kamu seperti ini? Setiap hari setelah kamu pulang kerja lamu tidak mau diajak bicara, ada apa?
Istri meninggalkan meja makan dgn menggerutu dan menuju dapur sambil menangis.

Suami berontak dan meninggalkan makan juga. Ia bicara dengan suara memekak telinga : Kamu ini orang aneh! aku tidak tahu apa permasalahanmu sebenarnya? Aku lelah setelah pulang kerja dan ingin istirahat bentar. Tapi yang aku dapati justru istri yang tidak mau berhenti bicara. Dari sini suami meninggalkan rumah dan pergi ke salah satu warung kopi untuk mencari ketenangan.


Laki2 yang sedang menghadapi permasalahan akan menumpahkan seluruh pikirannya untuk permasalahan tersebut. Ketika ia pulang ke rumah, sebenarnya pikirannya belum pulang, pikirannya masih sibuk dengan pekerjaannya, sehingga ketika ada orang yang ingin mengajak bicara ia akan merasa terganggu. Penyebabnya adalah pembicaraan tersebut telah memotong rangkaian pikirannya atau menjauhkan dia dari objek yang sedang ia pikirkan. Laki2 akan terus bersikap seperti ini selama permasalahannya sulit dipecahkan, sarafnya akan tetap tegang dan mencari kesibukan dengan pekerjaan yang lain seperti membaca buku, koran, mendengar radio atau pekerjaan yang lain sampai secara bertahap emosinya akan menjadi tenang.

Pada perempuan kenyataannya tidak seperti itu, perempuan akan berusaha menemukan orang yang dapat dipercaya (suami/perempuan lainnya) untuk diajak bicara dengan panjang lebar untuk menjelaskan permasalahannya. Inilah yang ditempuh perempuan untuk mendapatkan kepuasan pikiran dan ketenangan perasaan. Tabiat perempuan yang cenderung ekspansif ini akan merangkul semua permasalahan dalam waktu yang sama, berbeda dengan tabiat laki2 yang fokus pada satu permasalahan. Pada kondisi ini perempuan akan kehilangan kemampuan untuk meletakkan mana yang lebih utama utk dikerjakan dan mana yang bisa ditunda, ini yang menyebabkan ia merasa sedih dan terbebani, kadang pelariannya adalah menangis. Laki2 yg melihat perempuan sedang sedih maka respon laki2 adalah kesal dan marah, dan yang terbayang pada dirinya bahwa ketika itu perempuan sedang berusaha menyalahkan laki2 atas kesedihannya.

No comments:

Post a Comment